Posted by UBay"S Nge-Blog - -


Rajahmundry Quarry, sebuah situs di India memberi petunjuk peristiwa kepunahan massal dinosaurus

Saat itu, sebuah asteroid berdiameter 10 kilometer menghantam semenanjung Yucatan di Meksiko masa kini. Karbon dan gas kaya belerang dari lapisan batuan yang terhantam mencuat ke angkasa yang terbakar, langit menghitam, Bumi mendingin dan hujan asam mengguyur. Dalam beberapa bulan, seluruh spesies dinosaurus punah. Begitu juga beberapa spesies reptil di lautan dan udara, amonita, sebagian besar burung dan tanaman darat.

Separuh spesies mamalia ikut punah. Yang bertahan hidup adalah mereka yang paling kecil dan lincah, berlarian bersembunyi di balik batuan dan reruntuhan. Mereka pemakan bangkai dan justru senang melihat punahnya dinosaurus. Di satu sisi mereka tidak memiliki predator, di sisi lain, bangkai dinosaurus berserakan di mana-mana. Sebuah pesta besar bagi mamalia kecil. Dalam waktu singkat, mamalia berkembang biak, meluas di sekitar ekosistem air tawar.

Merekalah para pewaris bumi. Mamalia menggantikan kekuasaan dinosaurus di darat dan kemudian di laut. Kita belum menguasai udara. Burung lebih cepat ke sana, sementara kelelawar tidak terlalu mampu.

10 juta tahun setelah kepunahan dinosaurus, mamalia menjalari segala jenis niche di darat, dengan berbagai jenis adaptasinya, salah satunya di pepohonan, seperti leluhur kita. Tapi, kenapa dinosaurus, mamalia dan semua hewan yang disebutkan di atas ada?
Karena Pemanasan Global

800 juta tahun lalu, seluruh daratan di Bumi tersatukan dalam superbenua Rodinia. Super benua ini mulai retak, rusak di setiap pijakannya, akibat aktivitas magma. Dari retakan-retakan tersebut melepaskan gas yang mempengaruhi cuaca sehingga udara lebih dinamis dari sebelumnya. Samudera dipenuhi nutrisi, sama halnya dengan suburnya daerah sekitar gunung berapi sekarang. Populasi Cyanobacteria meledak. Karena cyanobacteria adalah bakteri fotosintesis, maka ini berarti terjadi ledakan oksigen di mana-mana. Sampah fotosintesis ini menjalari atmosfer Bumi. Ya, oksigen adalah sampah. Ia hasil buangan dari proses fotosintesis tumbuhan.

Fotosintesis membutuhkan karbon dioksida. Akibatnya, karbon dioksida disedot dari Bumi oleh para cyanobacteria. Bumi pun mengalami pendinginan global. Sebuah periode yang disebut ilmuan “snowball earth”. Mahluk-mahluk ber sel satu menggigil kedinginan dan mati, beberapa ber evolusi, memunculkan tipe sel baru yang lebih kompleks.

Mereka adalah ganggang hijau dan lumut kerak. Perlahan mereka berusaha hidup di daratan. Keseimbangan tercapai saat banyak cyanobacteria sendiri mati. Karbon dioksida kembali bertambah. Mulailah pemanasan global.

635 juta tahun lalu, pemanasan global membuat Bumi yang tertutup salju mulai mencair. Es menarik diri dari khatulistiwa menuju ke kutub. Daratan terbuka dan para lumut kerak bergembira. Mereka menancapkan akarnya (hifa) di bebatuan. Pelapukan biologi, kimia dan fisika terjadi di daratan dan mengubah batuan menjadi tanah. Sisa pelapukan terbasuh dari daratan ke lautan, dan lautan ikut merasakan kegembiraan atas limpahan nutrisi.

Lumut kerak terus memangsa batuan dan aliran nutrisi ke lautan terus menjejalkan kenikmatan pada para bakteri fotosintesis. Oksigen pun melonjak kembali hingga pada persentase sekarang.

580 juta tahun lalu, leluhur hewan pertama muncul, lalu leluhur tanaman berdaun. Mereka pada gilirannya kelak akan memiliki keturunan yang dapat berdiri di tepi pantai, menghirup segarnya udara yang dibawakan angin laut.



Pantai British Columbia memberi petunjuk kalau sebagian besar organisme lenyap dalam kepunahan global sekitar 252 juta tahun lalu

Sekarang pertanyaannya adalah, mengapa ada ganggang hijau dan lumut kerak?
Karena ada Benturan dua mikroba

Kehidupan di bumi didominasi dua jenis sel: prokariota (bakteri dan arkea) yang hanyalah sebuah tas kimiawi, dan eukariota, sel dengan berbagai perlengkapan tempur untuk hidup lebih baik (selaput internal, sistem rangka dan transportasi). Bakteri terbesar di dunia hanyalah kurang dari satu milimeter, tapi sel eukariota terbesar (telur) bisa mencapai hampir satu meter. Para bakteri hanya mampu paling bisa membuat untai sel-sel sejenis dirinya, tapi sel eukariota mampu bekerja sama membuat segalanya mulai dari otak, daun, tulang dan kayu.

2 miliar tahun lalu, yang ada hanyalah bakteri dan arkea. Keduanya adalah prokariota. Lalu kejadian aneh terjadi. Seekor arkea yang sedikit berbeda dari leluhurnya berbenturan dengan seekor bakteri. Proses kimia membuat mereka berikatan dan tidak dapat lepas. Merekapun bersimbiosis, dan jadilah eukariota pertama. Sang Bakteri itu sendiri bertugas sebagai pembangkit energi sel. Ia ber evolusi menjadi mitokondria.

Istilah simbiosis di dalam sel tersebut adalah endosimbiosis. Kloroplas misalnya, dulu adalah bakteri fotosintesis yang hidup bebas. Ia ikut serta dalam parade sel jenis baru. Satu demi satu kelompok kerjasama ini terbentuk dan hidup bersama bentuk-bentuk sel tunggal di lautan. Bedanya, sel eukariota mampu bekerja sama dengan sel eukariota lain, membentuk apa yang kita sebut mahluk multiseluler.

Lalu, kenapa ada bakteri dan arkea?
Karena Bumi disiram dengan bom

Misi ke bulan memberikan kejutan bagi kita. Kawah-kawah raksasa di sana ternyata usianya sama. Usia mereka 3.9 miliar tahun. Apa artinya ini? Ini berarti 3.9 miliar tahun lalu terjadi sebuah pengeboman besar-besaran di Bulan. Sangat jelas kalau ini juga berarti hal yang sama terjadi di Bumi. Bumi lebih besar, hanya saja kawahnya habis terkikis proses dinamika planet ini.




Planet Gliese 581 e dengan massa sekitar 1.9 kali bumi, planet paling mendekati Bumi dalam massa yang sudah ditemukan, berjarak 20.5 tahun cahaya

Tidak jelas mengapa terjadi peristiwa pengeboman saat itu. Ada yang menduga kalau terjadi resonansi gravitasi di empat planet raksasa: Yupiter, saturnus, uranus dan Neptunus. Posisi orbit mereka sedemikian rupa sehingga keseimbangan diantaranya terganggu sebentar. Akibatnya, asteroid-asteroid tak berdaya di sekitarnya terlontar ke tata surya dalam, termasuk Bumi.



Dengan berbagai metode, seperti metode SDI disini, para ilmuan menemukan banyak tata surya baru di taburan bintang

Sangat mungkin kalau diantara bom-bom raksasa penghajar Bumi itu salah satunya atau beberapa adalah komet. Mereka terbentuk jauh lebih dalam di pinggiran tata surya dan karenanya membawa air beku di dalam perutnya. Air tersebut terbongkar saat mereka menghantam Bumi dan menjadi air pertama di Bumi.

Saat pengeboman berakhir, wajah Bumi benar-benar kacau. Berantakan dengan berbagai kawah berisi lahar di mana-mana. Seiring waktu, orbit stabil dan Bumi mendingin. Di dalam kawah-kawah saksi bisu tumbukan kejam itu, mulailah air dari komet mencair dan menjadi oasis-oasis tempat lahirnya kehidupan pertama di planet Bumi.

Bila sebelum pengeboman terjadi ternyata sudah ada kehidupan di Bumi, maka pengeboman tersebut mungkin menyapu kehidupan, menyisakan bakteri-bakteri yang paling tahan terhadap panas. Kita melihat bukti ini dari bulan. Lalu kenapa bulan ada?
Karena Bumi ditampar

4.5 miliar tahun lalu, bumi hanyalah bayi planet yang rentan. Sementara di mana-mana berterbangan bebatuan raksasa yang tidak jelas arahnya. Satu di antaranya menampar bumi. Sang penampar berukuran lebih kecil. Saat ia menghantam Bumi, sebagian dirinya tertanam di planet ini, sebagian lagi terlontar balik ke luar angkasa. Inilah bulan, yang engkau lihat di langit malam.



Tata surya kita di masa mudanya

Pasangan Bumi-Bulan tidak ada bandingnya di Tata Surya. Planet lain punya satelit yang jauh lebih kecil darinya. Tidak heran Yupiter sang raksasa punya puluhan satelit. Mereka umumnya berasal dari batu-batu kecil yang terjebak di titik gravitasi dan menumpuk, atau berasal dari batuan yang lewat terlalu dekat dengan planet hingga tertarik dan tak dapat lepas.



Teknologi kita sudah sangat maju sehingga bisa tahu peristiwa miliaran tahun lalu

Keberadaan Bulan mencegah perubahan liar dalam pola pemanasan Matahari di permukaan Bumi. Akibatnya Bumi tidak mengalami ayunan iklim yang ganas. Bumi juga tidak mengalami perubahan suhu yang drastis dimana Bumi membeku sepenuhnya. Kondisi yang ideal untuk berkembangnya kehidupan.

Selanjutnya, kenapa ada Bumi, Bulan dan Matahari, dan planet-planet di Tata Surya?
Karena ada Bintang yang Meledak

Alam semesta dipenuhi hidrogen, helium dan debu di mana-mana. 4.6 miliar tahun lalu, Salah satu pojok yang padat dengan adukan ini mendapatkan limpahan energi. Petunjuknya datang dari meteorit. Berbeda dengan batuan asli planet Bumi, meteorit nyaris tidak berubah semenjak ia diremas saat Tata Surya terbentuk. Meteorit tua ditemukan mengandung banyak besi-60, sebuah isotop radioaktif berat. Hanya ada sedikit sekali fenomena yang bisa menyebabkan isotop ini terbentuk di antariksa. Yang paling mungkin adalah supernova. Ledakan bintang raksasa. Ia ibarat goresan korek api untuk menyalakan sumbu bom evolusi di Tata Surya. Awan gas yang merupakan adukan hidrogen, helium dan debu kita terusik dan terkompres. Teori lain mengatakan kalau tidak lah perlu supernova. Bukti menunjukkan sambaran angin bintang raksasa yang cukup dekat dengan awan gas ini dapat memicu pembentukan Tata Surya. Bintang tersebut sendiri mungkin sudah berjalan dalam orbitnya entah kemana, menyisakan tungku bintang menyala di tengah awan gas yang baru di ganggunya. Dan terbentuklah matahari, bersama planet-planetnya.

Lalu mengapa bahan seperti hidrogen, helium dan debu itu ada? Dengan kata lain, mengapa materi ada?
Karena Tidak Segalanya diciptakan Berpasangan

Bila segalanya berpasangan, maka tidak akan ada materi. Idealnya setiap partikel yang tercipta dalam Big Bang memiliki anti partikel. Saat keduanya bertemu, terjadi penghancuran satu sama lain, dan dua foton energi tinggi saja yang tersisa. Alam semesta seharusnya berisi lautan cahaya. Itu saja.

Memang ada sedikit kecenderungan ke arah satu sisi saat penghancuran diri partikel vs anti partikel. Tapi hal ini sangat tidak cukup menjelaskan kelimpahan materi di alam semesta sekarang. Entah mengapa tidak semua partikel memiliki anti partikel saat Big Bang, 13.75 miliar tahun lalu. Menurut para ahli fisika teoritis, tampaknya alam semesta kita kebetulan memiliki variabel yang sedikit memungkinkan materi. Ia cukup untuk membuat materi ada tapi tidak cukup untuk membuat seluruhnya materi (tanpa cahaya). Dalam tak terhingga alam semesta, ada yang seluruhnya lubang hitam, ada yang seluruhnya cahaya, ada sedikit yang mengandung materi dan cahaya. Salah satunya alam semesta kita.

Jadi, mengapa alam semesta seluas ini?
Karena Alam Semesta Berinflasi

Cukup 0.000 000 000 000 001 detik mundur dari saat anihilasi materi – anti materi kita sebelumnya. Bila model semesta inflasi benar, maka saat ini alam semesta diselubungi medan inflasi yang mengendalikan ekspansi eksponensial alam semesta hanya dalam periode 10-32 detik. Ia merentangkan alam semesta kita menjadi datar dan seragam.

Pengembangan mendadak ini dipengaruhi efek kuantum. Gejolak kuantum membuat satu daerah sedikit lebih padat dari daerah lainnya. Hasilnya adalah bolongan-bolongan di alam semesta kita, yang disebut void. Seratus juta tahun cahaya ke segala arah kita, ada daerah kosong yang begitu besar, gelap, tanpa galaksi, tanpa bintang. Bila variasi ini sedikit saja lebih kecil, maka kita tidak akan ada.

Semua variasi ini tampaknya acak dan sebagian besar fisikawan percaya kalau fluktuasi kuantum sama sekali tidak memiliki sebab. Ia adalah sifat dasar alam semesta.

Pada akhirnya adalah pertanyaan mengapa alam semesta ada?
Tidak ada satu orang pun yang Tahu

Ya. Ini tampaknya jawaban yang tidak diinginkan. Kita memang ingin tahu. Tapi sains tidak dapat menjawabnya. Sains cukup berbesar hati, dengan segala metode dan teknologi paling maju dan otak paling brilian di alam semesta, kita belum tahu mengapa alam semesta ada. Yang kita punya hanyalah setumpuk karya ilmiah fisika teoritis tanpa bukti eksperimental sama sekali. Memang kita berusaha, para ilmuan sibuk menguji model standar di LHC dan laboratorium-laboratorium. Mereka juga menatap ke antariksa dengan berbagai teleskop super tajam.

Beberapa dari kita tampak gatal untuk menjawab tanpa pengetahuan. Seorang teman mengatakan, karena Tuhan ada. ia menciptakan alam semesta. Hal ini saya katakan kurang pengetahuan karena well, memang tidak memerlukan pengetahuan untuk mengatakan hal tersebut. Ambil contoh petir. Jaman dahulu orang tidak tahu tentang petir, maka mereka mengatakan Tuhan sedang marah. Sekarang kita tahu kalau petir adalah peristiwa alam biasa.

Begitu pula fenomena Big Bang. Apa yang kita tahu adalah alam semesta mengembang ke segala arah. Karenanya bila dimundurkan ke masa lalu, ia akan berukuran sangat kecil. Sedemikian kecil hingga satu titik dimana hukum fisika yang kita ketahui runtuh. Suatu yang disebut skala Planck yang terdiri dari panjang minimum dan waktu minimum (panjang Planck dan waktu Planck)

Bagaimana alam semesta pada panjang lebih kecil dari panjang Planck? Bagaimana alam semesta sebelum waktu Planck? Inilah dimana pengetahuan kita kurang. Kita belum cukup pandai. Yang dibutuhkan adalah pengetahuan yang lebih banyak, bukannya menjawab tanpa pengetahuan.

Para ilmuan paling brilian berdebat tentang apa yang ada dalam skala Planck. Ada yang bilang kalau ruang, waktu, dan hukum fisika berada dalam singularitas dimana segalanya muncul dari ketiadaan. Ada juga yang bilang kalau alam semesta kembali mengembang dalam siklus kembang – kempis tiada akhir (osilasi).

Jika seandainya Tuhan menciptakan alam semesta, lalu siapa menciptakan Tuhan? Sejauh yang kita tahu, alam semesta bukan hanya ada satu. Ada tak terhingga alam semesta. Apakah Tuhan juga menciptakan tak terhingga banyaknya alam semesta tersebut? Ataukah Ia ada di salah satu alam semesta? Apakah ia mengikuti hukum fisika ataukah ia membuat hukum fisika? Lalu dengan hukum apa ia membuatnya? Dst dst

Seperti yang anda lihat. Solusi Tuhan adalah sebuah jalan buntu. Tidak ada lagi kegembiraan akan penemuan baru, dan tidak ada lagi semangat petualangan ilmiah. Ketiadaan ilmu, itulah yang dicerminkan dari solusi Tuhan.

Mungkin benar apa yang dikatakan Stephen Hawking, alam semesta ada karena adanya hukum dasar fisika seperti gravitasi. Setiap saat tercipta alam semesta dengan segala variasi yang mungkin ada, saling bertumpuk satu di dalam yang lain. Sekarang dengan semangat inkuiri kita, kita bisa berjuang mencari alam semesta lain tersebut, dan bahkan mungkin membuat alam semesta kita sendiri di lab.


Profesor Filsafat Mark Tegmark berpendapat kalau jumlah alam semesta bukan hanya tak terhingga, tapi meliputi semua ruang matematik yang mungkin dalam keabadian tiada awal dan tiada akhir

Apakah sekarang anda masih bertanya dari mana hukum tersebut ada? Pelajarilah hukumnya sebelum bertanya ia datang dari mana. Ia adalah batas tertinggi logika kita, dan sekarang kita sedang mendakinya. Mungkin anda akan menyadari kalau hukum demikian tidak mungkin diciptakan. Sama tidak mungkinnnya dengan memasukkan gajah afrika kedalam telur ayam.

Sumber http://wisbenbae.blogspot.com/2010/10/12-sebab-adanya-manusia-di-bumi-ini.html
http://www.lintasberita.com/go/1373661



Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Photobucket