Jangan lewatkan, Hujan Meteor Orionid 20-22 Oktober Mendatang

“Sebenarnya hal ini sudah terjadi sejak awal Oktober kemarin sampai awal Nopember mendatang, agak lama terjadinya, nah tanggal 20-22 Oktoner depan itu puncaknya,: jelas Thomas Djamaludin, peneliti matahari dan antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), saat ditemui Selasa (19/10) kemarin.
Thomas menjelaskan, pada saat puncak terjadinya hujan meteor ini ada sekitar 20-40 meteor yang jatuh perjamnya. Jadi, jika dalam satu jam ada 40 meteor yang jatuh, maka kira-kira dalam satu menit ada satu meteor yang jatuh.
“Debu komet seukuran pasir, jadi beberapa detik sudah hilang habis terbakar. Seperti bintang berpindah,” terang Djamaluddin.
Peristiwa ini disebut hujan meteor orionid dikarenakan jatuhnya meteor tersebut di rasi bintang orion, hal ini terjadi karena bumi melintasi debu sisa komet Halley. Lintasan bumi ini terjadi 2 kali hujan meteor yang sama, yakni pada bulan Mei kemarin (hujan meteor Eta Aquarids) dan Oktober ini (hujan Orionid).
“Namanya saja yang beda karena melintas di rasi bintang yang berbeda, Mei kemarin melintas di rasi bintang Aquarius, Oktober ini melintas di rasi bintang Orion,” jelasnya lagi.
Di manakah rasi bintang Orion? Saat malam menjelang lihatlah sedikit ke arah utara di atas kepala. Bila Anda melihat ada 3 bintang berjajar yang dikelilingi 4 bintang lainnya, maka itulah rasi bintang Orion.
Sebenarnya hujan meteor Orionid ini adalah fenomena tahunan karena setiap tahun bumi sellai melintasi debu sisa komet halley. Peristiwa ini secara umum dapat disaksikan di hampir semua wilayah di bumi, terlebih bagi mereka yang tinggal di sekitar khatulistiwa.
Posting Komentar